SEJARAH DESA GUNAKSA
Sejarah merupakan sebagian dari kehidupan manusia di dunia ini. Apalagi kalau sejarah itu menyangkut tentang silsilah leluhur sendiri dengan garis lurus dan cabang-cabang keturunannya, serta sila Dharma yang menjadi hak dan kewajibannya, dapat menimbulkan keindahan rasa yang berbentuk cinta bakti yang mesra dan suci terhadap leluhur dan sila Dharmanya. Dalam kehidupan di dunia ini agak terasa hambar rasanya, apabila kita tidak mengenal asal dan keadaan diri sendiri , sekali pun hanya sekedar mengenal saja.
Desa Gunaksa yang merupakan salah satu Desa disamping Desa lainnya di Kecamatan Dawan, mempunyai sejarah tersendiri sebagaimana Desa-Desa lainnya di Daerah Propinsi Bali. Suatu wilayah Desa biasanya dinamai dengan sebuah nama yang ada hubungannya dengan kejadian-kejadian dan peristiwa tertentu didalam wilayah Desa tersebut. Biasanya kejadian dan peristiwa tercamtum dalam Babad dan Prasasti disamping pula cerita dari orang tua di Desa tersebut.
Sejarah Desa Gunaksa menurut Prasasti Tutuan Bukit Buluh oleh kerajaan Tutuan dari kerajaan Keling di Jawa datang ke Bali mendirikan pemukiman disekitar dataran bebukitan yang akhirnya mencari daerah dasar sesuai dengan keperluan dari penduduk yang makin berkembang. Sampailah para Leluhur yang mendirikan Desa ini di suatu wilayah yang diberi nama Banjar Belimbing, yang sekarang bernama Banjar Patus atau nama lain wilayah tersebut bernama wilayah Dauh Bingin. Karena dibagian timur wilayah tersebut terdapat pohon beringin yaitu diwilayah atau komplek SD no. 3 Gunaksa. Pohon beringin tersebut tumbang tahun 1952, saat mendirikan sekolah rakyat Gunaksa yang terlanda lahar akibat bencana nasional meletusnya Gunaung Agung di tahun 1963.
Pada saat para leluhuryang membuat atau membangun pemukiman di Banjar Belimbing beliau membuat suatu pelinggih sebagaimana yang diajarkan oleh ajaran Hindu bahwa setiap pemukiman harus ada :
1. Pelinggih sebagai tanda taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa/ Ida Yahng Widi Wasa.
2. Batas wilayah dikenal dengan nama Palemahan.
3. Penghuni adalah Pawongannya.
Guna memenuhi persyaratan dimaksud lalu didirikan sebuah tempat ibadah yang diberi nama Pura Pewalang Tamah atau Guna Ksaya. Guna berarti segala jenis ilmu hitam, Ksaya berarti dilenyapkan. Jadi tujuan Pura Pewalang Tamak atau Guna Ksaya adalah sebagai pelindung masyarakat Banjar Belimbing dalam melenyapkan segala gangguan ilmu hitam. Penduduk berkembang akhirnya banyak berkembang. Jadi untuk memberi nama Desa atau wilayah pemukiman diberi sesuai nama pelinggih yang pertama yaitu Guna Ksaya yang lahirnya menjadi nama Desa Gunaksa.